Nggak tau juga saya ini, setiba di office 07.00, saya harus ngapain gitu, yaaa…setelah komat-kamit berdzikir, mengingat Tuhan, yaaa apalagi, akhirnya tangan saya ini jadi gatal untuk menulis, padahal saya tahu persis, ngga banyak sahabat-sahabat saya di office ini yang suka menyimak coretan saya, disamping ngga mutu, juga itu-itu saja , palingan topik musik, kritik sosial, keadilan restorasi, muter-muter itu doank. Tapi tak apalah, sapa tau coretan ini, bisa bikin senyum satu atau dua sahabat saya ok.
Yaaa…Noah baru memasuki babak baru. Kelompok musik yang dikomandani Ariel ini istirahat total, bener-bener berhenti. Ngga tau saya, apa ini untuk selamanya atau sekedar jeda sejenak untuk mendapat inspirasi baru buat tembang-tembang yang akan diciptakan kedepannya. Sebagai kritikus seni, saya menangkap, bahwa vakumnya Noah, setidaknya, ada kejenuhan para personilnya. Hampir semua kita akan mengalami titik kulminasi dan saat itulah kebosanan , kejenuhan bahkan kegelisahan menghantui. Coba kita lihat, pernah kita dengar cerita, manusia terkaya didunia, yang mengakhiri hidupnya dengan minum obat di sebuah pulau miliknya sendiri. Kebosanan dan kegelisahan melanda jiwanya, saya harus ngapain lagi didunia ini?? Rasanya semua sudah kumiliki, tapi mengapa hati gelisah tak ada ketentraman dalam jiwa ini.
Itu sekedar potret kehidupan dunia ini, bahwa kekayaan, ketenaran, jabatan dll. sungguh kadang sangat membosankan dan menjengkelkan.
Kita kembali ke Noah. Kelompok musik yang dahulu bernama paterpan ini, juga kurang lebih sama, personilnya sudah dilanda kebosanan dan kegelisahan memuncak. Diawali hengkangnya Reza penabuh drum, disusul Indra, kemudian yang baru kemaren Lukman juga menyatakan istirahat untuk bermusik. Praktis Noah tinggal David dan Ariel, yang mengisi keyboard dan vokal. Saya sudah menduga agak lama kekuatan Noah ada di Ariel dan Lukman, ketika Reza dan Indra pergi, Noah masih mampu eksis, tapi ketika Lukman menyatakan istirahat, maka praktis Noah berhenti. Setelah saya pelajari sebenarnya apa si yang menjadi alasan mereka pergi dari Noah ?? Toh mereka menikmati ketenaran, kejayaan dan banyak uang. Saya ngga bisa mengatakan disini, tetapi yang saya lihat baik Reza, Indra dan Lukman sekarang mereka memiliki/ menggeluti profesi baru, yang , maaf-maaf, ngga menjanjikan dari segi finansial, Reza sekarang menjadi pendakwah, Indra jualan baju Muslim (Koko) dan Lukman jualan Alkitab. Dari ketiganya saya sedikit menyimpulkan, mereka mau hidup berbisnis kecil2an, yang jauh dari keglamoran kehidupan . Mereka ingin dekat dengan Tuhan, ingin merasakan kedamaian dalam pelukan Tuhan, ingin menangis, menumpahkan airmata kegelisahan dalam doa2nya kepada Tuhan, ingin lari seribu langkah menggapai kasih Tuhan.
Sumedi kritikus seni, tinggal di Bengkulu.
« Next: Pelantikan Pejabat Fungsional Pranata Keuangan APBN Penyelia Pengadilan Tinggi Bengkulu »« Previous: Derasnya Hujan di Musim Kemarau
Indeks Berita Mahkamah Agung Republik Indonesia
Indeks Pengumuman Badan Peradilan Umum
Ditjen Badilum Meraih Juara I Booth Terbaik Pada Pameran Kampung Hukum 2025
Undangan Sosialisasi Sakip Oleh Ditjen Badilum Tanggal 24 Februari 2025
Pameran Kampung Hukum 2025 Kembali Kenalkan Peradilan Dan Mahkamah Agung Pada Masyarakat
Undangan Dialog Yudisial Fcfcoa Dan Badilum 2025
Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Memimpin Rapat Efisiensi Anggaran Ditjen Badilum
Indeks Informasi Badan Peradilan Umum
Ditjen Badilum Meraih Juara I Booth Terbaik Pada Pameran Kampung Hukum 2025
Pameran Kampung Hukum 2025 Kembali Kenalkan Peradilan Dan Mahkamah Agung Pada Masyarakat
Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Memimpin Rapat Efisiensi Anggaran Ditjen Badilum
Bersama Kementerian Keuangan, Ditjen Badilum Laksanakan Koordinasi Pelaksanaan Anggaran Untuk Tahun 2025
59 Calon Pimpinan Pengadilan Negeri Klas Ii Mengikuti Uji Kelayakan Dan Kepatutan Oleh Ditjen Badilum