Sering kita kumpul acara reunian, hajatan nikahan, atau pesta lainnya, dan tentu kita bersantap bersama , itu biasanya. Tapi ada yang aneh dikit, setidaknya menurut pemahaman saya, yaitu dipiring-piring kita masih banyak tersisa makanan, butir-butir nasi, sayur dan bahkan lauk banyak yang tak termakan, tapi sudah terlanjur kita ambil. Beberapa hari yang lalu ada seorang peneliti, tapi ngga ilmiah-ilmiah amat, bahwa ketika kita menyisakan satu butir nasi (upo jowo) diatas piring kita dan kita kalikan jumlah penduduk kita, katakan 300 juta, maka ada banyak nasi (beras) yang sia-sia yang tidak terkonsumsi dengan baik, bahkan sampai berton-ton. Miris memang, sesuatu yang tidak kita sadari tapi ternyata menelan cost yang lumayan tinggi. Itupun dalam satu kali makan, kalau sehari 3x makan terus berapa banyak beras padi yang tersia-siakan. Ada pesan bijak orangtua dulu, ambillah makanan secukupnya, begitu juga sayur dan lauk, yang pas dan habis buat konsumsi kita. Agama juga mengajarkan sesuatu yang mubadzir itu teman syaitan, lagian, kenapa nasi dan lauk dan sayur itu, kalau memang masih tersisa dengan baik, dapat kita manfaatkan buat orang lain yang memerlukan, diluaran sana banyak saudara kita hidup dibawah kemiskinan , penderitaan dan rasa lapar yang terstruktur. Saya sudah sering ngomong sama kalian, orang lapar itu ada 3, pertama karena puasa, kedua lapar karena malas makan (tapi ada uang banyak), yang ketiga lapar yang autentik, lapar yang bener-bener menjadi lapar karena kemiskinan terstruktur. Lapar yang ketiga inilah yang paling sakit. Oleh karenanya sahabat, mari biasakan makan secukupnya nasi, lauk dan sayurnya, jangan sisakan dipiring terbuang percuma, bisa menangis dia (kata orang jowo). Selebihnya bisa berbagi kepada yang memerlukan.
Sumedi, pemerhati sosial, tinggal di Bengkulu.
« Next: PEMBINAAN YM KETUA PENGADILAN TINGGI BENGKULU »
Indeks Berita Mahkamah Agung Republik Indonesia
Indeks Pengumuman Badan Peradilan Umum
Pada Bimbingan Teknis Di Ambon, Aparat Penegak Hukum Dari 3 Provinsi Pelajari Penanganan Perkara Berbasis Keadilan Restoratif
Monitoring Kinerja Dan Pelaksanaan Eksekusi Melalui Aplikasi Satu Jari
Ditjen Badilum Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Arsip Pejabat Negara Dan Arsip Perkara Di Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Yogyakarta
Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Buka Kegiatan Bimbingan Teknis Penanganan Perkara Berbasis Keadilan Restoratif Di Wilayah Pengadilan Tinggi Ambon
Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Pimpin Penilaian Uji Kelayakan Dan Kepatutan Bagi Panitera Pengadilan Negeri Kelas I B Tahun 2024
Indeks Informasi Badan Peradilan Umum
Pada Bimbingan Teknis Di Ambon, Aparat Penegak Hukum Dari 3 Provinsi Pelajari Penanganan Perkara Berbasis Keadilan Restoratif
Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Buka Kegiatan Bimbingan Teknis Penanganan Perkara Berbasis Keadilan Restoratif Di Wilayah Pengadilan Tinggi Ambon
Ditjen Badilum Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Arsip Pejabat Negara Dan Arsip Perkara Di Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Yogyakarta
Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Pimpin Penilaian Uji Kelayakan Dan Kepatutan Bagi Panitera Pengadilan Negeri Kelas I B Tahun 2024
Ditjen Badilum Ikuti Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila